Kepada Kamu, yang Tak Akan Pernah Tahu

by - Friday, June 26, 2015

Kepada Kamu, yang Tak Akan Pernah Tahu

Hai, akhirnya aku bisa bertemu lagi denganmu. Dengan semua angan yang selalu kuciptakan, dengan semua khayalan yang kuperbuat. Kuhancurkan sendiri karena kebodohanku. Aku memang bodoh. Dengan begitu mudahnya aku langsung ikut terjatuh hanya karena perlakuanmu dulu. Hanya karena pertemuan kita yang singkat.

Sungguh bodoh hanya karena seutas senyum yang bukan diberikan hanya untukku, rasanya aku sulit untuk kembali tersenyum dengan rasa yang sama.

Aku tahu kamu tak tahu perasaanku. Yang selalu membuatku bimbang apakah arti dari debaran yang ada di dada ini. Yang selalu membuatku bingung apakah arti kesakitan saat melihat matamu menatap seperti penuh arti kepadanya.

Aku juga tak tahu perasaanmu. Yang selalu membuatku berharap bahwa statusmu di malam itu memang untukku. Malam dimana pertama kali kugenggam erat jaketmu karena hujan yang deras. Dan hujan di malam terakhir saat kamu membuatku berdebar untuk pertama kalinya.

Pertemuan singkat itu selalu membuatku penasaran. Mengapa hatiku berdebar kembali saat melihatmu lagi. Dan mengapa hatiku juga merasakan sakit di waktu yang sama.

Padahal, sehari setelah perpisahan denganmu, kamu selalu mengatakan merindukanku. Dan aku selalu merindukanmu saat hujan. Tak pernahkah kau memikirkan hal yang sama? Ah, rasanya tak mungkin.

Aku tahu kamu sudah memiliki seseorang yang membuatmu berusaha untuk membahagiakannya. Tapi, saat aku melihat matamu menatap mata lain, apa tak begitu cepat untukmu? Dan karena kelakuanmu, seseorang yang lain juga menaruh harap padamu. Ini sangat tak adil. Bahkan, kamu tak pernah memberiku kesempatan hanya untuk berbicara banyak hal denganmu.

Pertemuan denganmu lagi sangat menyakitkan. Aku tahu betul kata pertama yang kamu keluarkan saat melihatku. "I Miss You" itu yang kamu katakan. Kamu tahu? Aku sangat senang. Aku sangat senang bisa melihatmu lagi dan juga kamu mengucapkan kata itu di pertemuan pertama kita yang kesekian. Aku hanya bisa membalas "I Miss You Too" tanpa berani untuk melihat matamu atau bahkan bersorak dalam hati karena begitu senangnya. Aku sangat gugup.

Tapi, sekali lagi aku bodoh. Kenapa aku tak mengajakmu bicara walau hanya sebentar? Kenapa kita tak membicarakan hal yang sama-sama kita favoritkan? Kenapa aku hanya bisa diam melihatmu dari jauh walau ruang itu memang kecil. Seperti ada batas, batas yang kutahu takkan bisa kugapai.

Saat kamu ada disampingku, aku benar-benar ingin menatap keatas, menatap kamu yang bertubuh tinggi. Tapi, apa yang bisa kulakukan? Aku hanya menunduk. Kamu tahu? Aku terlalu membawa perasaanku dengan dalam. Bahkan, aku ingin menangis saat aku tak bisa mengatakan "Bye. Good night" di pertemuan terakhir kita. Tapi, kamu pun tak sedikit menolehkan matamu kepadaku. Kamu hanya terus menatap lurus. Tanpa tahu mataku mengikuti perjalananmu.

Aku tak tahu harus seperti apa. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan saat bertemu lagi denganmu.
Kalau suatu saat kamu membaca ini, pahamilah. Aku memang masih labil karena masih memikirkanmu saat dalam perjalanan pulang ataupun saat sudah sampai.

You May Also Like

0 komentar

Halo semuanya, silakan tinggalkan jejak disini ya :) tolong jangan SPAM atau komentar yang berhubungan dengan SARA. Thanks :)